Mata uang Asia sebagian besar naik pada Kamis (24/08), mendapat sedikit dorongan dari pelemahan dolar dan Treasury yields saat pasar masih fokus ke isyarat lain kebijakan moneter AS dari Jackson Hole Symposium.

Data purchasing managers’ index (PMI) yang lemah membuat dolar turun dari puncak lebih dari dua bulan dalam perdagangan semalam, sementara Treasury yields juga turun dari level tertinggi selama beberapa dekade.

Hal ini memberikan sedikit kelegaan pada mata uang Asia, yang telah terpukul oleh peningkatan tajam dolar dan yields selama tiga minggu terakhir.

Yen Jepang yang lemah menjadi salah satu penyebab penting perdagangan ini, tembus di bawah level 145 untuk pertama kalinya dalam hampir 10 hari. Mata uang ini juga pulih dari level terendah dalam 10 bulan terakhir.

Won Korea Selatan yang sensitif terhadap suku bunga menguat 0,4% usai Bank of Korea menjaga suku bunga stabil selama empat bulan berturut-turut. Sementara, rupee India naik dari level yang mendekati rekor terendah.

Dolar Australia naik 0,2% dari level terendah sembilan bulan.

Dolar dan yields turun karena PMI AS mengecewakan

Indeks dolar dan indeks dolar berjangka turun sedikit di perdagangan Asia, dan mengalami kerugian semalam pasca data PMI menunjukkan aktivitas bisnis AS hampir tidak tumbuh di bulan Agustus.

Angka-angka ini menimbulkan beberapa spekulasi bahwa aktivitas ekonomi yang mendingin akan memberikan Federal Reserve lebih sedikit ruang untuk mempertahankan suku bunga tinggi. Treasury yields juga turun karena hal ini, dengan tenor 10 tahun turun dari level tertinggi selama lebih dari 20 tahun.

Fokus saat ini tertuju pada pidato Ketua Fed Jerome Powell di Jackson Hole Symposium pada hari Jumat. Analis telah memperingatkan bahwa Powell masih dapat memberikan pandangan hawkish terhadap suku bunga, mengingat inflasi tetap tinggi dan pasar tenaga kerja yang kuat.

Saat pasar tidak yakin apakah suku bunga AS akan naik lebih lanjut, konsensus umum menyebut bahwa suku bunga akan tetap lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama, dengan ekspektasi pemangkasan hanya akan terjadi pada pertengahan 2024.

Potensi kenaikan suku bunga AS menjadi isyarat buruk bagi mata uang Asia, pasalnya kesenjangan antara yields berisiko dan berisiko rendah menyempit. Gagasan ini telah menghambat mata uang regional selama setahun terakhir, dengan hanya sedikit kelegaan yang terlihat.

Kekhawatiran atas perlambatan ekonomi di China juga terus berlanjut, lantaran pemerintah hanya memberikan sedikit isyarat tentang langkah-langkah stimulus yang direncanakan. Namun, langkah-langkah dukungan dari People's Bank of China (PBOC) membantu membendung kerugian yuan.

Yuan stabil di tengah berlanjutnya dukungan PBOC

Yuan naik tipis pada hari Kamis, diuntungkan oleh penetapan kurs tengah harian yang jauh lebih kuat oleh PBOC. Bank sentral China telah mengisyaratkan meningkatnya ketidaknyamanan dengan kelemahan yuan, dan telah melakukan beberapa langkah dukungan untuk mata uang tersebut.

Bank-bank milik pemerintah China juga tampak melakukan intervensi di pasar mata uang bulan ini untuk menopang yuan, yang menghadapi meningkatnya tekanan akibat sentimen yang lemah terhadap China.

Yuan masih diperdagangkan mendekati level terendah sembilan bulan, dengan fokus yang sebagian besar masih tertuju pada langkah-langkah stimulus dari Beijing.

sumber : investing

Disclaimer:

Analysis ini hanya sebuah informasi dan tidak ada keharusan untuk diikuti. Segala tindakan / keputusan yang anda ambil merupakan tanggung jawab penuh atas diri anda sendiri.