Mata Uang Asia Mixed, Dolar Turun meski Ada Kejutan Angka Inflasi


Mata uang Asia bergerak dalam range yang terbatas pada Kamis (14/09), sedangkan dolar sedikit melemah kala pasar menimbang data inflasi yang lebih kuat dari perkiraan terhadap ekspektasi bahwa Federal Reserve akan mempertahankan suku bunga pada minggu depan.

Data hari Rabu menunjukkan inflasi konsumen AS Agustus tumbuh sedikit lebih tinggi dari yang diperkirakan, di tengah meningkatnya biaya bahan bakar dan belanja konsumen yang stabil.

Namun, angka tersebut masih belum cukup untuk meyakinkan pasar bahwa Fed akan menaikkan suku bunga minggu depan, dengan perkiraan umum masih jeda kebijakan.

Dolar sedikit menguat setelah data itu, sementara Treasury yields turun dalam perdagangan semalam. Hal ini memberikan sedikit tekanan pada pasar Asia, meskipun tidak sampai pada tingkat yang dikhawatirkan oleh traders setelah angka inflasi yang kuat.

Namun, lebih banyak isyarat ekonomi AS masih ada, dengan data retail sales dan inflasi produsen yang akan terbit hari ini.

Indeks dolar dan indeks dolar berjangka masing-masing turun 0,1% di perdagangan Asia. Naiknya euro, sebelum rapat European Central Bank hari ini, juga menghambat greenback.

Di Asia, yuan China turun 0,1%, tetapi masih berada di atas level terendah 10 bulan saat People's Bank of China (PBOC) mendukung mata uang tersebut dengan serangkaian penetapan kurs tengah harian yang kuat.

Data produksi industri dan retail sales China akan terbit pada hari Jumat, dan diharapkan bisa memberikan lebih banyak petunjuk mengenai pemulihan di negara dengan ekonomi terbesar di Asia ini.

Dolar Singapura naik 0,1% usai data pengangguran tetap stabil di kuartal kedua.

Won Korea Selatan naik 0,3%, sementara rupee India naik sedikit sebelum data inflasi wholesale yang akan dirilis pada hari ini.

Yen Jepang naik 0,2%, sedikit di atas level terendah 10 bulan dengan pasar menunggu sinyal lain dari Bank of Japan mengenai kapan rencana peralihan dari rezim suku bunga negatif.

Namun, sejumlah indikator ekonomi yang lemah dari negara tersebut - inflasi produsen dan pesanan mesin inti yang menurun, mendorong ekspektasi bahwa BOJ akan mempertahankan suku bunga lebih rendah untuk waktu yang lebih lama.

Dolar Australia naik 0,2%, didukung oleh data tenaga kerja yang lebih kuat dan memicu beberapa ekspektasi kenaikan suku bunga lebih lanjut oleh Reserve Bank of Australia.

Prospek untuk sebagian besar mata uang Asia masih tetap buram, pasalnya the Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama. Kenaikan suku bunga AS telah menekan mata uang regional sepanjang tahun lalu, dan kemungkinan akan membatasi pemulihan besar di wilayah ini.

sumber : investing



Disclaimer:

Analysis ini hanya sebuah informasi dan tidak ada keharusan untuk diikuti. Segala tindakan / keputusan yang anda ambil merupakan tanggung jawab penuh atas diri anda sendiri.

Tinggalkan komentar:

Perdagangan dalam CFD dan produk dengan leverage umumnya melibatkan potensi keuntungan yang besar dan juga risiko kerugian yang besar, anda bisa mendapatkan banyak dalam waktu yang lebih singkat, tetapi anda juga mungkin kehilangan semua modal yang diinvestasikan. Anda harus mendapatkan saran finansial, legal, perpajakan dan saran profesional lainnya sebelum bergabung dalam transaksi CFD untuk meyakinkan bahwa ini merupakan hal yang cocok dengan tujuan, kebutuhan dan keadaan anda. PT. Victory International Futures tidak menawarkan layanan kami kepada penduduk yurisdiksi tertentu seperti diantaranya Amerika Serikat, Iran, Korea Utara dan Kanada.

Pakuwon Center
Superblock Tunjungan City
Office Building Lt. 15 Unit 5-7
Jl. Embong Malang No. 1, 3, 5
Surabaya 60261
0800 - 156 - 5758
+62 31 9924 8699