Sebagian besar mata uang Asia bergerak dalam range yang ketat pada hari Kamis (07/09), sementara dolar stabil di dekat level tertinggi enam bulan dalam tanda-tanda inflasi AS yang lengket mendorong berlanjutnya kekhawatiran atas langkah Federal Reserve yang hawkish.

Data ekonomi yang lemah dari China juga mengganggu sentimen terhadap pasar Asia. Impor dan ekspor di negara ini terus menurun hingga bulan Agustus, meskipun di tingkat yang lebih lambat dari yang diperkirakan.

Surplus perdagangan China turun lebih besar dari di tengah melemahnya perdagangan secara keseluruhan, yang membebani yuan. Mata uang China ini turun 0,1%, menyentuh level terlemah November 2022.

Kekhawatiran atas lebih banyak hambatan perdagangan antara AS dan China juga menekan sentimen, setelah anggota parlemen dari Partai Republik menyerukan penghentian penuh ekspor teknologi ke beberapa perusahaan China atas dugaan pelanggaran pembatasan perdagangan.

Won Korea Selatan naik 0,2% setelah turun tajam dalam dua sesi terakhir, sementara dolar Singapura dan Taiwan masing-masing turun sekitar 0,1%.

Rupee India pulih dari level terendahnya, tetapi masih berada di bawah tekanan dari lonjakan harga minyak. Rupee sangat sensitif terhadap minyak karena ketergantungan India yang besar pada impor minyak.

Dolar Australia turun 0,2%. Data menunjukkan surplus perdagangan negara mencapai level terendah 17 bulan di bulan Juli, terutama disebabkan oleh berkurangnya ekspor komoditas ke China.

Dolar dekati puncak 6 bulan setelah data jasa yang kuat

Data yang dirilis semalam menunjukkan aktivitas sektor jasa AS tumbuh lebih baik pada bulan Agustus, dengan pengukur harga di sektor ini juga meningkat kembali.

Angka-angka ini menimbulkan kekhawatiran bahwa inflasi akan tetap tinggi dalam waktu dekat, sehingga memunculkan pandangan hawkish yang berkelanjutan dari the Fed.

Dolar bertahan di level tertinggi pertengahan Maret, dengan indeks dolar dan indeks dolar berjangka tidak banyak bergerak di perdagangan Asia. Kekhawatiran akan memburuknya kondisi ekonomi global juga mendorong permintaan safe haven untuk dollar.

Sejumlah pejabat the Fed akan berbicara minggu ini, memberikan lebih banyak isyarat mengenai kebijakan moneter sebelum rapat keputusan suku bunga di bulan ini. The Fed juga diperkirakan akan mengulangi retorika kenaikan suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama, kendati Fed diharapkan luas akan mempertahankan suku bunganya.

Yen Jepang sentuh low 10 bulan, sinyal dovish BOJ terus berlanjut

Yen flat pada hari Kamis setelah jatuh ke level terendah November 2022 dalam perdagangan semalam.

Mata uang Jepang ini menghadapi pelemahan baru minggu ini pasca dua pejabat Bank of Japan menegaskan kembali bahwa bank tersebut kemungkinan akan mempertahankan kebijakan sangat dovish dalam waktu dekat, atau setidaknya sampai melihat peningkatan inflasi dan pertumbuhan upah yang berkelanjutan.

Yen terpukul oleh meningkatnya kesenjangan antara suku bunga lokal dan AS selama setahun terakhir, dan diperkirakan akan mengalami sedikit kelegaan karena suku bunga AS tetap lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama.

Namun para pejabat Jepang baru ini juga memperingatkan bahwa pemerintah dapat melakukan intervensi di pasar mata uang untuk membendung pelemahan yen lebih lanjut.

sumber : investing

Disclaimer:

Analysis ini hanya sebuah informasi dan tidak ada keharusan untuk diikuti. Segala tindakan / keputusan yang anda ambil merupakan tanggung jawab penuh atas diri anda sendiri.