Harga minyak turun pada Senin (03/05) pagi seiring melonjaknya kasus COVID-19 di negara-negara seperti India mengurangi harapan permintaan bahan bakar.

Harga minyak Brent turun 0,24% ke $66,60 per barel pukul 10.54 WIB dan harga minyak WTI turun 0,20% di $63,45 per barel menurut data Investing.com.

India, negara importir minyak terbesar ketiga global, terus melawan gelombang kedua kasus COVID-19. Jumlah harian kasus COVID-19 melewati angka 400.000 pada 1 Mei, sebelum turun kembali ke 392.488 keesokan harinya, menurut Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga negara itu. Angka-angka rekor tersebut membuat Konfederasi Industri India mendesak pihak berwenang untuk membatasi aktivitas ekonomi.

Namun, kerugian dibatasi karena permintaan bahan bakar diperkirakan akan pulih di negara-negara seperti China pada paruh kedua tahun 2021. Percepatan tingkat vaksinasi COVID-19 diperkirakan akan meningkatkan permintaan bahan bakar global, terutama selama puncak musim perjalanan di musim panas yang akan datang.

"Permintaan yang kuat di kawasan seperti Amerika Utara, Eropa dan China telah mencerahkan prospek keseluruhan," jelas analis ANZ dalam catatan.

Di sisi pasokan, Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) memproduksi 25,17 juta barel per hari di bulan April, naik sebanyak 100.000 barel dari Maret.

Di AS, perusahaan energi menambahkan rig minyak dan gas alam ke kenaikan jumlah rig bulanan kesembilan berturut-turut selama minggu sebelumnya seiring pulihnya harga, kata Baker Hughes. Namun, produksi minyak mentah AS turun lebih dari satu juta barel per hari pada bulan Februari ke level terendah sejak Oktober 2017, menurut laporan bulanan pemerintah hari Jumat.

Sementara itu, AS dan Iran sedang membahas menghidupkan kembali kesepakatan nuklir, yang dapat membantu menghentikan sanksi AS dan memungkinkan Iran untuk meningkatkan ekspor minyaknya.

Sumber : www.investing.com