SIAP-SIAP, PASAR SURAT UTANG DIBAYANGI SENTIMEN GLOBAL


Harga Surat Utang Negara (SUN) diprediksi bergerak bervariasi dengan kecenderungan melemah pada pekan ini, yang membuat imbal hasil (yield) seri acuan (benchmark) bertenor 10 tahun meningkat. Yield SUN 10 tahun akan berada pada rentang 7,7-7,9%. Nico Demus mengatakan, pada pekan ini kenaikan yield lebih banyak dipengaruhi sentimen global. Pasalnya, Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa akan mengeluarkan beberapa rilis data ekonominya pada pekan ini. “Sentimen dari lokal tidak ada yang dikhawatirkan, karena sepekan ke depan tidak ada data ekonomi yang dinantikan. Namun dorongan kekhawatiran dan kecemasan akan datang dari global,” jelas Nico.

Nico menjelaskan, Amerika Serikat akan merilis data Initial Jobles Claims, Continuing Claims, Markit US PMI Manufacture, Composite and Services, yang diperkirakan ketiga data tersebut akan mencatatkan hasil yang negatif sebagai dampak dari pandemi Covid-19. Tentunya dengan catatan yang kurang baik itu akan mendorong reaksi negatif terhadap indeks global. Tak hanya Amerika, lanjut Nico, Eropa dan Jepang pun akan mempublikasikan data yang serupa pada pekan ini. Data trade balance, export, dan import yang akan dirilis Jepang pun diprediksi akan mencatatkan hasil negatif, sehingga dapat mencerminkan kondisi ekonomi secara keseluruhan di Asia. Pekan ini, pihaknya memprediksi yield seri SUN bertenor 5 tahun akan bergerak di sekitar level 7,20%-7,35%, dan yield bertenor 15 tahun pada rentang 8,10%-8,20%.

Sementara yield bertenor 20 tahun berpotensi melaju pada kisaran 8,15%-8,40%. Menurut Nico, dengan adanya beberapa data ekonomi yang diperkirakan menunjukkan hasil yang kurang baik, investor disarankan untuk wait and see dengan fokus terhadap obligasi jangka pendek. “Perbandingannya dengan obligasi jangka panjang adalah 70% obligasi jangka pendek, sisanya 30% jangka panjang,” tandas dia.

StabilitasYield

Sementara itu, Syuhada Arief mengatakan, sejauh ini stimulus moneter dan fiskal yang dilakukan bank sentral dan pemerintah berhasil mendukung sentimen di pasar, terlihat dari tingkat imbal hasil obligasi dan nilai tukar rupiah yang mengalami stabilisasi. “Saat ini yield obligasi pemerintah Indonesia di kisaran 8.2%, level yang sangat atraktif untuk negara dengan peringkat rating investment grade, terutama di tengah banyaknya obligasi pemerintah dunia dengan imbal hasil mendekati 0% atau bahkan negatif,” ujarnya.

Menurut Arief, meredanya penyebaran virus corona akan menjadi katalis utama yang bisa mendukung sentimen di pasar. Potensi rebound di pasar obligasi akan terjadi apabila penyebaran virus menjadi lebih terkendali. “Dengan adanya perbaikan sentimen di pasar, tentu cukup optimistis bagi obligasi Indonesia akan dapat menarik investor,” jelas dia. Lebih lanjut, Arief menyarankan agar investor jangan panik. Belajar dari pengalaman sebelumnya, koreksi pasar yang ekstrim biasanya juga diikuti oleh periode rebound yang cepat, “When there is volatility, there is opportunity. Oleh karena itu kondisi koreksi seperti ini menjadi saat yang ideal bagi investor untuk membeli atau menambah investasi,” pungkasnya.


Sumber : https://vlsindonesia.com/siap-siap-pasar-surat-utang-dibayangi-sentimen-global/

Tinggalkan komentar:

Perdagangan dalam CFD dan produk dengan leverage umumnya melibatkan potensi keuntungan yang besar dan juga risiko kerugian yang besar, anda bisa mendapatkan banyak dalam waktu yang lebih singkat, tetapi anda juga mungkin kehilangan semua modal yang diinvestasikan. Anda harus mendapatkan saran finansial, legal, perpajakan dan saran profesional lainnya sebelum bergabung dalam transaksi CFD untuk meyakinkan bahwa ini merupakan hal yang cocok dengan tujuan, kebutuhan dan keadaan anda. PT. Victory International Futures tidak menawarkan layanan kami kepada penduduk yurisdiksi tertentu seperti diantaranya Amerika Serikat, Iran, Korea Utara dan Kanada.

Pakuwon Center
Superblock Tunjungan City
Office Building Lt. 15 Unit 5-7
Jl. Embong Malang No. 1, 3, 5
Surabaya 60261
0800 - 156 - 5758
+62 31 9924 8699