...
Harga rata-rata minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) pada Maret terjun bebas akibat anjloknya harga minyak dunia. Koreksi harga minyak terjadi sebagai dampak dari pandemi virus corona (Covid-19) yang membuat konsumsi BBM turun.
ICP Maret terjun bebas 39,5% menjadi US$ 34,23/barel, atau anjlok US$ 22,38.barel dibandingkan bulan sebelumnya US$ 56,61/barel mengacu data Tim Harga Minyak Indonesia.
Penurunan besar-besaran juga dialami minyak nasional Sumatra Light Crude (SLC) atau ICP SLC sebesar US$ 21,40/barel dari US$ 57,18/barel pada Februari 2020 menjadi US$ 35,78/barel pada Maret 2020.
Lalu bagaimana nasib ICP bulan April?
Sebagai informasi, data perdagangan mencatat, harga minyak dunia pada Kamis ini (16/4/2020) masih berada di level rendah. Harga minyak Brent berada di posisi US$ 28,39/barel, sedangkan jenis West Texas Intermediate (WTI) berada di posisi US$ 20,48/barel.
Rabu kemarin, minyak Brent dibanderol dengan harga US$ 28,34 per barel sementara WTI berada di bawah US$ 20 per barel.
Anggota Bimasena Energy sekaligus eks bos PT Pertamina Ari Soemarno memperkirakan harga minyak masih berpeluang untuk jatuh lebih dalam, meski Ari menegaskan sulit untuk memprediksi.
Ia menyebut ada kemungkinan minyak Brent yang menjadi patokan pasar Asia dan Eropa bisa menyentuh posisi US$ 25/barel.
"Sulit diprediksi. Tapi sepertinya terendah mungkin Brent US$ 25-an [per barel] untuk sesaat. KKKS [Kontraktor Kontrak Kerja Sama], apalagi yang [perusahaan minyak] asing, harusnya lebih bisa prediksi yang lebih akurat dibanding aku," jelasnya kepada CNBC Indonesia, Rabu, (15/04/2020).
Ari mengatakan, anjloknya harga minyak ini lebih rendah dari yang ia perkirakan. "Minyak sudah turun lagi dan lebih parah dari perkiraan saya. Brent jadi US$ 28 dan WTI sedikit di bawah US$ 20 [per barel]," ungkapnya.
Ari memperkirakan penyebab anjloknya harga minyak adalah karena OPEC+ tidak konsisten dengan kesepakatan yang telah dibuat. OPEC+ adalah organisasi negara-negara pengekspor minyak dan sekutunya (termasuk Rusia).
"Bisa saja lebih rendah. Mungkin ada di OPEC+ yang nggak konsisten sama kesepakatan dan apa yang dikatakan Trump [Presiden AS Donald Trump] tidak akan terjadi, ditambah belum ada tanda demand akan naik," imbuh Ari.
Terkait hal ini, Tim Harga Minyak Indonesia mengungkapkan penyebab utama dari anjloknya ICP karena pandemi corona (Covid-19). Penyebarannya yang semakin meluas mengakibatkan pemberlakuan lockdown (karantina wilayah) di sebagian besar negara konsumen minyak mentah.
"Selain itu, travel restriction di mayoritas negara di dunia sehingga mengakibatkan penurunan drastis permintaan minyak mentah secara global," jelas Tim Harga dalam keterangan resminya, Kamis, (02/04/2020).
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20200416095808-17-152298/harga-minyak-ri-ambles-di-maret-akankah-april-terjun-lagi
Perdagangan dalam CFD dan produk dengan leverage umumnya melibatkan potensi keuntungan yang besar dan juga risiko kerugian yang besar, anda bisa mendapatkan banyak dalam waktu yang lebih singkat, tetapi anda juga mungkin kehilangan semua modal yang diinvestasikan. Anda harus mendapatkan saran finansial, legal, perpajakan dan saran profesional lainnya sebelum bergabung dalam transaksi CFD untuk meyakinkan bahwa ini merupakan hal yang cocok dengan tujuan, kebutuhan dan keadaan anda. PT. Victory International Futures tidak menawarkan layanan kami kepada penduduk yurisdiksi tertentu seperti diantaranya Amerika Serikat, Iran, Korea Utara dan Kanada.
Copyright © PT. Victory International Futures. All Rights Reserved.