OPEC & Konflik Timur Tengah Angkat Harga Minyak Hari Ini


Harga minyak mentah dunia masih terus terangkat akibat optimisme pelaku pasar akan pasokan yang bisa tetap dijaga di level normal pada tahun 2019. Menteri Energi Arab Saudi, Khalid al-Falih mengatakan bahwa Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) akan tetap berusaha mengurangi pasokan minyak secara bertahap pasca Juni 2019.

Pada perdagangan Selasa (21/5/2019) pukul 08:15 WIB, harga minyak jenis Brent kontrak pengiriman Juli menguat 0,22% menjadi US$ 72,13/barel. Sementara harga light sweet (WTI) naik 0,3% ke posisi US$ 63,29/barel. Kemarin (20/5/2019), harga Brent ditutup melemah 0,33% sedangkan WTI naik 0,54%.

“Harga minyak dibuka menguat, setelah OPEC mempertahankan kebijakan pemangkasan produksinya,” kata bank ANZ, mengutip Reuters. Seperti yang diketahui, akhir tahun lalu (2018), OPEC bersama sekutunya sepakat untuk memangkas produksi minyak sebesar 1,2 juta barel/hari selama enam bulan mulai Januari 2019.

Sejauh ini OPEC+ (OPEC dan sekutunya) patuh terhadap kesepakatan tersebut. Berdasarkan data Refinitiv, OPEC+ bahkan telah mengurangi produksi minyak hingga hampir 2 juta barel/hari. Kebijakan itu pula yang telah mengangkat harga minyak lebih dari 30% sejak awal tahun 2019.

Pertemuan OPEC+ seharusnya akan dilangsungkan pada tanggal 25-26 Juni 2019 di Wina, Austria. Namun OPEC tengah mempertimbangkan menunda hingga 3-4 Juli 2019, berdasarkan keterangan orang dalam OPEC, mengutip Reuters. Artinya pasokan minyak tahun ini dapat terjaga di level yang normal, bahkan cenderung ketat. Kekhawatiran pelaku pasar akan banjir pasokan dapat diredam.

Terlebih saat ini sanksi Amerika Serikat (AS) atas Iran sudah berlaku penuh, tanpa adanya keringanan. AS telah secara terang-terangan melarang negara mitranya untuk membeli minyak dari Negeri Persia. Bila masih ada yang bandel, AS mengancam akan memberi sanksi.

Itu akan membuat pasokan minyak dari Iran akan sulit dilepas ke pasar internasional. Meskipun China tampaknya masih tetap akan membeli minyak dari Iran. Ada pula dugaan bahwa Iran tetap akan menjual minyak melalui pasar gelap. Kondisi politik yang terus memanas di wilayah Timur Tengah juga membuat pasokan berpotensi semakin seret tahun ini.

Setelah terjadi penyerangan pada dua fasilitas pompa di jaringan pipa milik Aramco, Arab Saudi menuding Iran sebagai dalang yang memerintahkan kelompok Houthi Yaman untuk melakukan aksi tersebut. Meskipun belakangan Iran membantah tudingan tersebut, Arab Saudi melancarkan serangan udara ke Ibu Kota Yaman, Sanaa dan menewaskan enam orang, termasuk empat anak-anak.

Sementara Presiden AS, Donald Trump telah mengancam Iran dengan “kekuatan besar” bila Negeri Persia menyerang kepentingan AS di Timur Tengah. Ancaman tersebut datang setelah sebuah serangan roket terjadi di Ibu Kota Iraq, Baghdad, yang mana AS menduga dilakukan oleh kelompok militan yang memiliki hubungan dengan Iran.

Bila benar perang kembali pecah di Timur Tengah, entah antara siapa dan siapa, pasokan minyak global bisa terganggu. Bahkan sangat signifikan. Pasalnya wilayah Timur Tengah merupakan penghasil minyak terbesar di dunia.


Sumber : https://vlsindonesia.com/opec-konflik-timur-tengah-angkat-harga-minyak-hari-ini/


Tinggalkan komentar:

Perdagangan dalam CFD dan produk dengan leverage umumnya melibatkan potensi keuntungan yang besar dan juga risiko kerugian yang besar, anda bisa mendapatkan banyak dalam waktu yang lebih singkat, tetapi anda juga mungkin kehilangan semua modal yang diinvestasikan. Anda harus mendapatkan saran finansial, legal, perpajakan dan saran profesional lainnya sebelum bergabung dalam transaksi CFD untuk meyakinkan bahwa ini merupakan hal yang cocok dengan tujuan, kebutuhan dan keadaan anda. PT. Victory International Futures tidak menawarkan layanan kami kepada penduduk yurisdiksi tertentu seperti diantaranya Amerika Serikat, Iran, Korea Utara dan Kanada.

Pakuwon Center
Superblock Tunjungan City
Office Building Lt. 15 Unit 5-7
Jl. Embong Malang No. 1, 3, 5
Surabaya 60261
0800 - 156 - 5758
+62 31 9924 8699