China Ngamuk, Boikot Produk Australia, Perang Dagang Baru?


China sepertinya makin gencar "menyakiti" Australia. Bukan hanya sapi dan gandum, China disebut tengah mempertimbangkan "sejumlah hukuman" bagi barang ekspor lain.

Di antaranya produk susu, makanan laut, oatmeal, dan buah-buahan, termasuk anggur. Sebagaimana ditulis Bloomberg dan The Print hal ini diungkapkan sumber yang dekat dengan masalah ini.

China disebut menyusun draf potensial yang bisa membuat produk Australia diperiksa lebih ketat, terkena penyelidikan anti-dumping dan dikenai tarif tambahan. "Media pemerintah juga bisa mendorong boikot konsumen," tulis Bloomberg mengutip sumber, Selasa (19/5/2020).

China melakukan hal ini lantaran Australia, yang didukung Amerika Serikat dan 101 negara lainnya, berencana melakukan penyelidikan independen asal-usul virus corona (COVID-19). Pemerintah China tidak terima dan mengancam pemboikotan komoditas Australia.

Kantor Menteri Perdagangan Australia Simon Birmingham menolak berkomentar. Meski demikian, sebelumnya Australia sempat berencana melaporkan China ke WTO.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri China juga tidak membahas secara spesifik daftar tersebut. Tetapi mengatakan pemerintah "selalu berusaha mencari titik temu untuk mencapai hasil win-win solution dengan negara lain.

"Kami berharap pihak Australia dan China dapat bertemu di tengah, mengambil lebih banyak langkah untuk meningkatkan hubungan bilateral dan memperdalam rasa saling percaya dan memberikan kondisi dan suasana yang menguntungkan," kata Kementerian Luar Negeri China, dikutip dari The Print.

Sebelumnya, China sudah menangguhkan impor dari empat pemasok daging sapi utama Australia. Yakni Kilcoy Pastoral Company, Beef City, Dinmore dan Northern Cooperative Meat Company.

Keempat pemasok tersebut menghasilkan sekitar 35% dari ekspor daging Australia ke China. Nilainya mencapai US$ 1,1 miliar.

Bukan hanya daging, China juga menetapkan tarif hukuman dengan lebih dari 80% pada impor gandum Australia. China menuding Australia melakukan dumping.

Hubungan China dan Australia yang semakin memanas ini sudah berlangsung sejak 2018 lalu. Di 2019, China juga sempat memperingatkan Australia karena kritik pada penanganan etnis Uighur di Xinjiang.

Menurut data Parliament of Australia, China adalah pasar bagi sejumlah komoditas Australia. Seperti bahan wol, gandum, termasuk sejumlah batu bara, bijih besi dan gas.

China juga tujuan luar negeri terbesar Australia untuk anggur dan produk susu. Dengan pengiriman masing-masing meningkat menjadi US$ 754 juta dan US$ 564 juta.

China pun menjadi pasar bagi sejumlah produk manufaktur yang komplek seperti perangkat medis dan pariwisata. Namun dari segi investasi, proporsi China hanya 3% dari seluruh total investasi asing di Australia atau menduduki peringkat kesembilan.

Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/news/20200520092621-4-159741/china-ngamuk-boikot-produk-australia-perang-dagang-baru


Tinggalkan komentar:

Perdagangan dalam CFD dan produk dengan leverage umumnya melibatkan potensi keuntungan yang besar dan juga risiko kerugian yang besar, anda bisa mendapatkan banyak dalam waktu yang lebih singkat, tetapi anda juga mungkin kehilangan semua modal yang diinvestasikan. Anda harus mendapatkan saran finansial, legal, perpajakan dan saran profesional lainnya sebelum bergabung dalam transaksi CFD untuk meyakinkan bahwa ini merupakan hal yang cocok dengan tujuan, kebutuhan dan keadaan anda. PT. Victory International Futures tidak menawarkan layanan kami kepada penduduk yurisdiksi tertentu seperti diantaranya Amerika Serikat, Iran, Korea Utara dan Kanada.

Pakuwon Center
Superblock Tunjungan City
Office Building Lt. 15 Unit 5-7
Jl. Embong Malang No. 1, 3, 5
Surabaya 60261
0800 - 156 - 5758
+62 31 9924 8699