Dolar AS Perkasa, Harga Emas Melorot & Susah Move On


Harga logam mulia emas cenderung flat pada perdagangan pagi hari ini Selasa (12/5/2020). Sentimen yang cenderung mixed membuat harga emas tak banyak bergerak.

Pada 08.30 WIB, harga emas dunia di pasar spot dibanderol US$ 1.695,91/troy ons. Jika dibandingkan dengan posisi penutupan kemarin, harga emas menguat sangat tipis yakni hanya 0,01%. Dalam dua perdagangan terakhir, harga bullion cenderung melemah. Kini harga emas sudah berada di bawah level psikologis US$ 1.700/troy ons.

Salah satu faktor pemicu pelemahan harga emas adalah perkasanya dolar Amerika Serikat (AS). Indeks dolar yang mengukur kekuatan mata uang Negeri Paman Sam di hadapan enam mata uang lainnya sudah kembali menyentuh level 100. Bahkan hari ini indeks dolar naik 0,11%.

Emas dibanderol dalam dolar greenback. Sehingga penguatan dolar akan membuat harga emas yang sudah mahal menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lain. Melihat kondisi ini, investor maupun trader menunggu momentum yang tepat untuk masuk lagi ke instrumen investasi yang dinilai minim risiko (safe haven) ini.

Harga emas juga tertekan seiring dengan pembukaan kembali ekonomi di berbagai negara seperti AS dan negara-negara Eropa yang sempat lumpuh akibat lockdown. Namun di sisi lain pembukaan kembali yang terlalu cepat berpotensi menimbulkan gelombang kedua wabah yang lebih mengerikan. 

Tanda-tandanya sudah mulai terlihat. Di beberapa negara yang sudah melaporkan perlambatan jumlah kasus baru yang signifikan kembali ditemukan kenaikan kasus  seiring dengan pelonggaran lockdown atau pembatasan sosialnya.

Di Asia, kejadian tersebut dialami oleh China dan Korea Selatan. Dalam dua hari terakhir, data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO menyebutkan kasus baru di China naik 0,02%. Meski sangat tipis, tetapi itu adalah laju tercepat sejak 29 April. Artinya, ada tanda kasus baru virus corona mulai meningkat lagi.

Pemerintah China mengambil langkah tegas dengan menerapkan lockdown di Kota Shulan, Provinsi Jilin. Ini dilakukan agar virus tidak semakin menyebar. Di Kota Wuhan, ground zero penyebaran virus corona, sudah ada satu kluster penyebaran baru setelah lockdown dicabut sebulan lalu. Ada lima pasien baru yang tinggal di sebuah pemukiman.

Kemudian di Korea Selatan, Korea Centers for Disease Control and Prevention mencatat jumlah pasien positif corona per 11 Mei adalah 10.909 orang. Naik 0,32% dibandingkan posisi per hari sebelumnya. Seperti halnya di China, pertumbuhan kasus di Negeri Ginseng memang relatif rendah. Namun kenaikan 0,32% menjadi yang tertinggi sejak 9 April.

Pada akhir pekan lalu, jumlah pasien positif corona di Korea Selatan bertambah 35 orang dalam sehari, tertinggi dalam lebih dari sebulan terakhir. Sebanyak 29 di antaranya terjangkit setelah mendatangi beberapa bar dan klub malam.

Potensi terjadinya gelombang kedua wabah ini sebenarnya sudah diwanti-wanti jauh hari oleh ahli epidemiologi Ben Cowling, seorang profesor di School of Public Health at the University of Hong Kong. 

″ ... Saya pikir untuk memiliki timeline akan jadi sangat menantang. Tidak ada negara yang ingin membuka terlalu dini, dan kemudian menjadi negara pertama yang memiliki gelombang kedua yang besar," kata Cowling kepada CNBC International pertengahan April lalu.

"Saya pikir itu akan sangat sulit karena kita tahu bahwa bahkan negara-negara yang mengatasi gelombang pertama mereka, mereka akan mendapat tantangan dari negara-negara lain yang masih mengalami gelombang pertama mereka atau bahkan mengalami gelombang kedua, yang bisa mulai sekarang di Cina," tambah Cowling.

Di tengah ancaman merebaknya gelombang kedua wabah corona (Covid-19) yang berpotensi membuat kontraksi ekonomi global terjadi berkepanjangan dan periode pemulihan berjalan lama, emas masih jadi salah satu kelas aset yang jadi primadona. Investor cenderung memasukkan emas ke dalam portofolio mereka untuk lindung nilai (hedge).

Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20200512083826-17-157772/dolar-as-perkasa-harga-emas-melorot-susah-move-on


Tinggalkan komentar:

Perdagangan dalam CFD dan produk dengan leverage umumnya melibatkan potensi keuntungan yang besar dan juga risiko kerugian yang besar, anda bisa mendapatkan banyak dalam waktu yang lebih singkat, tetapi anda juga mungkin kehilangan semua modal yang diinvestasikan. Anda harus mendapatkan saran finansial, legal, perpajakan dan saran profesional lainnya sebelum bergabung dalam transaksi CFD untuk meyakinkan bahwa ini merupakan hal yang cocok dengan tujuan, kebutuhan dan keadaan anda. PT. Victory International Futures tidak menawarkan layanan kami kepada penduduk yurisdiksi tertentu seperti diantaranya Amerika Serikat, Iran, Korea Utara dan Kanada.

Pakuwon Center
Superblock Tunjungan City
Office Building Lt. 15 Unit 5-7
Jl. Embong Malang No. 1, 3, 5
Surabaya 60261
0800 - 156 - 5758
+62 31 9924 8699