...
Mata uang Asia sebagian besar melemah pada Senin mengikuti sinyal ekonomi yang lemah dari China, sementara dolar stabil kala pasar terus berspekulasi mengenai arah suku bunga AS.
Data produk domestik bruto (PDB) dari China mengonfirmasi bahwa pemulihan di negara dengan perekonomian terbesar di Asia ini mulai kehabisan tenaga, sebuah tren yang dapat menarik lebih banyak langkah stimulus dari Beijing.
Namun, hal ini juga menyiratkan pelemahan jangka pendek ekonomi Asia, yang pada akhirnya mendorong para investor untuk mengunci keuntungan yang diperoleh dari penguatan mata uang regional baru-baru ini. Volume perdagangan juga agak diredam karena libur pasar di Jepang.
Indeks dolar dan indeks dolar berjangka stabil di perdagangan Asia setelah turun tajam minggu lalu, bergerak kembali menuju level 100.
Data yang dirilis pada hari Jumat menunjukkan sentimen konsumen AS tetap tangguh hingga bulan Juni, menimbulkan kekhawatiran bahwa tren tersebut dapat membuat inflasi tetap tinggi dan Federal Reserve tetap hawkish.
Namun, angka inflasi AS yang penting lebih rendah dari perkiraan membuat pasar mempertanyakan seberapa jauh Fed dapat terus menaikkan suku bunga.
Yuan China termasuk di antara yang berkinerja terburuk hari ini, turun 0,4% setelah data menunjukkan pertumbuhan ekonomi China melambat sepanjang kuartal kedua.
PDB China hanya tumbuh 0,8% pada kuartal kedua dari kuartal pertama, dan tidak capai ekspektasi pertumbuhan dari periode yang sama tahun lalu.
Angka-angka ini menunjukkan China sedang berjuang untuk mempertahankan momentum ekonomi yang kuat terlihat di kuartal pertama, dan pemerintah kemungkinan akan mengeluarkan lebih banyak langkah-langkah stimulus untuk mendukung pertumbuhan dalam beberapa bulan mendatang. Hal ini kemungkinan akan membebani yuan.
Namun, People's Bank of China mempertahankan suku bunga pinjaman jangka menengah pada hari Senin, yang kemungkinan besar menandakan langkah serupa untuk loan prime rate (LPR) acuan minggu ini. Bank telah memangkas LPR di bulan Juni untuk menstimulasi pertumbuhan.
Kekhawatiran terhadap China merembet ke mata uang lainnya. Dolar Australia, yang memiliki eksposur perdagangan yang besar ke China, turun 0,4%. Dolar Taiwan melemah 0,6%, sementara ringgit Malaysia melemah sebesar 0,6% di seluruh Asia Tenggara.
Yen Jepang flat dalam perdagangan luar negeri.
Sebagian besar mata uang Asia menguat dari minggu sebelumnya, sementara dolar mendekati level terendah 15 bulan setelah inflasi AS tercatat lebih lemah dari perkiraan untuk bulan Juni.
Angka ini mendorong spekulasi bahwa the Fed hampir mencapai puncak suku bunga, dan kenaikan lanjutan yang diharapkan luas pada akhir Juli akan menjadi yang terakhir untuk tahun ini.
Namun, bahkan jika the Fed berhenti sejenak setelah bulan Juli, kenaikan mata uang Asia diperkirakan akan tetap terbatas, lantaran suku bunga AS diharapkan akan tetap lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama.
Sumber : investing
Perdagangan dalam CFD dan produk dengan leverage umumnya melibatkan potensi keuntungan yang besar dan juga risiko kerugian yang besar, anda bisa mendapatkan banyak dalam waktu yang lebih singkat, tetapi anda juga mungkin kehilangan semua modal yang diinvestasikan. Anda harus mendapatkan saran finansial, legal, perpajakan dan saran profesional lainnya sebelum bergabung dalam transaksi CFD untuk meyakinkan bahwa ini merupakan hal yang cocok dengan tujuan, kebutuhan dan keadaan anda. PT. Victory International Futures tidak menawarkan layanan kami kepada penduduk yurisdiksi tertentu seperti diantaranya Amerika Serikat, Iran, Korea Utara dan Kanada.
Copyright © PT. Victory International Futures. All Rights Reserved.