Dolar AS bergerak naik di awal sesi Eropa hari Jumat, rebound dari level terendah 15 bulan dengan trader menimbang akhir dari siklus kenaikan suku bunga Federal Reserve bersamaan turunnya inflasi.

Pukul 13.55 WIB, indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap mata uang lainnya, naik 0,2% ke 99,620, setelah jatuh di bawah level 100 untuk pertama kalinya sejak April 2022.

Kinerja mingguan dolar terburuk dalam delapan bulan terakhir

Namun, terlepas dari penguatan kali ini, dolar masih melemah sekitar 2,5% minggu ini, kinerja mingguan terburuk dalam delapan bulan terakhir, tertekan oleh data inflasi AS yang dilaporkan turun - harga konsumen pada hari Rabu dan harga produsen pada hari Kamis - mendukung pandangan bahwa Federal Reserve sudah mendekati akhir dari siklus kenaikan suku bunganya.

"Selama beberapa bulan terakhir kami telah berspekulasi bahwa tanda-tanda yang jelas dari disinflasi AS - dan dolar yang lebih lemah - dapat muncul di 3Q23 dan ... pergerakan [ini] dapat menjadi awal dari penyesuaian pasar yang penting," Analis di ING menyatakan dalam sebuah catatan.

Pasar masih mengharapkan kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin dari Fed bulan ini, tetapi kenaikan lain tahun ini tidak lagi menjadi dasar.

Musim laporan keuangan kuartal kedua berikutnya

Musim pendapatan kuartal kedua juga dapat memberikan bahan pertimbangan bagi The Fed dalam kenaikan suku bunga tambahan, pasalnya para eksekutif membuat pernyataan tentang permintaan bisnis dan konsumen saat ini dan prospek mereka untuk sisa tahun ini.

Bank-bank besar dijadwalkan akan memulai musim laporan kuartalannya di sesi ini, dan traders akan mencari tanda-tanda ketidakstabilan setelah gejolak di awal musim semi.

Euro turun kembali dari level tertinggi 16 bulan

EUR/USD turun 0,2% ke 1,1207, setelah menyentuh puncak baru 16 bulan di 1,1244 pada sesi Asia sebelum kembali melemah.

Harga wholesale Jerman turun 2,9% dalam basis tahunan di bulan Juni, lebih besar dari yang diperkirakan. Hal ini biasanya dianggap sebagai indikator utama inflasi harga konsumen, dan penurunan tajam akan membantu European Central Bank (ECB) karena Inflasi Jerman tetap sangat tinggi.

Sumber : investing