'Emas' di Laut China Selatan, Filipina 'Lempar Api' ke China


 Filipina 'menentang' China. Negeri itu mengizinkan kontraktor melanjutkan pengeboran sumber daya energi di wilayah sengketa Laut China Selatan (LCS).

Ini didasarkan pada hak ekonomi. Beijing diminta menghormati keputusan Manila.

"Kami percaya China akan menghormati keputusan kedaulatan kami. Saya yakin mereka juga ingin kami sukses secara ekonomi," kata Menteri Luar Negeri Alfonso Cusi, sebagaimana ditulis Nikkei Asia Review akhir pekan kemarin.

Sebelumnya kedua negara melakukan moratorium enam tahun eksplorasi migas karena sengketa wilayah. Namun moratorium dicabut Presiden Filipina Rodrigo Duterte.

Menurut Cusi, pencabutan larangan akan mengatasi permasalahan keamanan enegri Filipina. Termasuk menngkatkan aktivitas ekonomi di tengah resesi.

Kementerian Energi Filipina mengharapkan US$ 25 juta dalam investasi awal setelah pengeboran dilanjutkan. Sebelumnya, sebuah perusahaan Inggris yang didukung Filipina memang sudah memegang kontrak eksplorasi di rees Bank, wilayah kaya minyak namun terkendala karena 'gangguan' kapal-kapal China.

Filipina mengaku tidak ada pembicaraan sebelumnya dengan China. Namun LCS adalah wilayah 'perdamaian' di mana aktivitas bebas dilakukan.

Kapal-kapal China secara rutin berpatroli di wilayah yang diklaim negeri itu. Dengan konsep 'sembilan garis putus-putus', China mengaku memiliki 80% dari kawasan LCS.

Ini juga membuat China bersitegang dengan kapal-kapal eksplorasi energi Malaysia dan Vietnam. "Kami harus mempertahankan hak kami," katanya.

Sebelumnya di Juli, AS menentang klaim China atas sumber daya lepas pantai LCS. Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menegaskan ini melanggar hukum dan merupakan penindasan.

AS merupakan sekutu dekat Filipina. Pompeo mengatakan klaim maritim China di Filipina tidak bisa dibenarkan.

LCS adalah laut kaya sumber daya alam. LCS memiliki sepertiga dari total keanekaragaman laut di dunia yang berkontribusi terhadap 10% dari total tangkapan ikan di planet bumi.

Menurut CFR, di LCS ada sekitar 900 triliun kaki kubik gas alam. American Security Project menyebutkan bahwa cadangan gas di LCS mencapai 266 triliun kaki kubik dan menyumbang 60% - 70% dari total cadangan hidrokarbon teritori tersebut.

Sementara cadangan minyak LCS mencapai 7,7 miliar barel. Estimasi lainnya memperkirakan jumlahnya mencapai 213 miliar barel atau hampir 80% dari cadangan minyak Arab Saudi.

China dan AS dikabarkan sejumlah media asing kerap meningkatkan aktivitas militer di LCS. China membuat latihan militer di Paracels sedangkan AS kerap menerjukan jet tempur mengawasi LCS.


Sumber : cnbcindonesia.com


Tinggalkan komentar:

Perdagangan dalam CFD dan produk dengan leverage umumnya melibatkan potensi keuntungan yang besar dan juga risiko kerugian yang besar, anda bisa mendapatkan banyak dalam waktu yang lebih singkat, tetapi anda juga mungkin kehilangan semua modal yang diinvestasikan. Anda harus mendapatkan saran finansial, legal, perpajakan dan saran profesional lainnya sebelum bergabung dalam transaksi CFD untuk meyakinkan bahwa ini merupakan hal yang cocok dengan tujuan, kebutuhan dan keadaan anda. PT. Victory International Futures tidak menawarkan layanan kami kepada penduduk yurisdiksi tertentu seperti diantaranya Amerika Serikat, Iran, Korea Utara dan Kanada.

Pakuwon Center
Superblock Tunjungan City
Office Building Lt. 15 Unit 5-7
Jl. Embong Malang No. 1, 3, 5
Surabaya 60261
0800 - 156 - 5758
+62 31 9924 8699